Ilustrasi by wrestapermana |
Senin, waktu menunjukkan pukul 7
pagi, hangat bercampur dingin, Jalanan masih sedikit ramai, diramaikan anak –
anak sekolah dan juga para pekerja yang sepertinya mungkin berangkat terlambat,
aku dalam perjalanan pulang sehabis mengantar dua sejoli yang sedang berangkat haji.
Ada empat mobil yang mengantar, prosesi berangkat haji entah kenapa begitu
rumit, lama dan sungguh melelahkan. Diawali dari 2 minggu sebelum keberangkatan
ketika kabar keberangkatan menyebar, banyak yang berdatangan, ratusan, datang
bertamu membawa gula dan mie instan, dan dari pihak yang berhaji membawakan
snank makanan ringan, terlihat seperti bertukar makanan.
Fajar sebelum keberangkatan, para
warga se RT dan sanak keluarga berdatangan, mereka datang atas undangan yang
dibagikan oleh yang berhaji. Ada ustad yang memimpin doa bersama, kemudian
bersalam – salaman, beberapa meneteskan air mata, menangis. Kemudian empat
mobil berangkat mengantarkan ke pendopo kabupaten, berkumpul sebagai satu
kloter untuk berangkat ke Solo kemudian diterbangkan. Itulah ritual
keberangkatan haji dari kotaku, Kudus.
Sehabis
mengantar, Sampailah dirumah, Handphone berdering ketika pak dhe memarkirkan mobilnya,
“lagi dimana pak dhe? Sudah sampai rumah?” Suara gugup
dari telephone genggam.
“habis parkir mobil, sudah sampai rumah, gimana? ada
apa?” Pak dhe menjawab.
“ini mobil saya, roda
kirinya copot” Suara dari telephone genggam yang ternyata kakak sepupuku,
ia membawa salah satu dari empat mobil yang mengantar haji tadi.
“Ya sudah aku kesana” Kata Pak
dhe.
“aku ikut pak dhe” kataku ~
siapa tau aku bisa bantu – bantu atau sekedar belajar bagaimana mengatasi mobil
yang roda kirinya copot ditengah jalan dalam keramaian. Roda kiri yang menarik,
ia ingin memisahkan diri dari mobilnya, hahaha.
Ditepian
jalan, senyum – senyum menyambut kami, mungkin kami seperti pahlawan yang akan
menjadi penyelesai masalah untuk mereka..hahaha,
“Ban tiba – tiba copot pak dhe, kami dijalan
seperti terombang ambing dilautan, seperti melewati polisi tidur yang tingginya
setengah meter” kata Kakak sepupuku, dan kamipun tertawa. Pak dhe mengambil
dongkrak, memposisikan tepat dibawah besi penyangga roda, kemudian
mendongkraknya.
“ini mungkin bautnya yang kendor dan kamu tidak memeriksanya, harusnya
kamu cek baut – baut dulu sebelum berangkat” kata pak dhe kepada kakak
sepupuku.
“injih pak dhe, lalu gimana nih pak dhe? baut – bautnya pada hilang
ketika ban kiri itu copot tadi” Tanya kakak sepupuku.
“kita ambil satu baut yang ada di roda – roda lainnya, insyaAllah kuat” kata pak
dhe. Dan ini adalah ilmu pertama yang aku dapat, ketika baut – baut itu hilang
dan kamu tak punya baut lain maka ambillah baut – baut yang ada di roda lainnya,
roda depan dan belakang, catat!.
Ban kiripun terpasang, kami bersiap
pulang dan memutar mobil, ternyata didepan ada mobil putih yang macet, mesin
terdengar tak mau dihidupkan, antara ingin menolong atau tidak, tiba – tiba
JEGLEKKK!, Ban mobil kami terperosok diselokan, aku turun berusaha
mendorongnya, tapi tetap tak bisa, dan aku melambaikan tangan ke kakak sepupuku
tadi yang mobilnya baru berjalan 10 meter, dan ia pun memutar balik.
“Sepertinya harus ditarik” kata pak dhe ketika usaha
mendorong ternyata berakhir sia – sia. Dimobil yang dikendarai pak dhe ternyata
tak ada tali untuk menarik, begitupun di mobil kakak sepupuku, kamipun mencoba
meminjam tali kepada mobil putih yang mesinnya macet itu, dan Alhamdulillah ada,
dan sopir mobil itu pun dengan ramah mau membantu. Bagaimana cara menariknya?
nah ini adalah pelajaran kedua, Dimobil Xenia yang dikendarai pak dhe,
didepannya ternyata disediakan lubang dimana bisa dipasang besi lalu dikaitkan
ke tali, Catat!.
Lalu alhamdulillah ada truk yang
lewat, kamipun meminta truk itu untuk menarik mobil kami, mobilpun terangkat
dari tempat terperosoknya, kamipun berterima kasih. Kami mengembalikan tali,
dalam hati aku berfikir mungkin Tuhan sengaja memacetkan mesin mobil itu agar
untuk membantu kami. Dan percayalah setelah tali kami kembalikan, mobil putih
itu mesinnya tiba – tiba hidup, tak macet lagi, Pastinya sopir itu akan merasa
bahwa mungkin itulah berkah saling tolong menolong sehingga mesin mobil bisa
kembali menyala.
Dan aku pun juga bersyukur, akhirnya
aku punya tema untuk menulis di blogku ini. Tiga mobil bermasalah dijalan yang
sama ~ copot, terperosok dan macet.
0 Response to "Tiga Mobil Bermasalah Di Jalan Yang Sama ~ Copot, Terperosok dan Macet"
Posting Komentar