Budaya Bandung Bondowoso dalam Zaman Kekinian

“Akan datang suatu masa dimana kita akan menjadi bandung bondowoso, sebelum ayam berkokok…semua harus sudah beres..”

Begitulah sabda dari seorang pekerja outsourcing, ketika menggambarkan suatu masa di tempat dimana ia mengabdikan dirinya. Perusahaan BUMN adalah tempatnya ia mengabdi, tempatnya ia bekerja. Ia adalah aku.

Zaman telah berubah, bukan yang paling besar yang menang, tetapi yang paling cepatlah yang menang. Zaman kuno bertranformasi menjadi zaman kini dengan pakaian adatnya yaitu bikini, melahirkan zaman bernama Zaman Kekinian, Zaman yang serba instan cepat. Semua dituntut serba cepat, persaingan cepat, kebijakan cepat, keputusan cepat dan sampailah kepada bagianku yaitu desain cepat, cetak cepat dan pasang cepat, ketika momen itu tiba aku sering bilang “sempurna”, malam ini aku akan menjadi bandung bondowoso, kataku dalam hati, sambil tersenyum tentunya.

 Bukan aku saja, iya..bukan aku saja. Sindrom Budaya bandung bondowoso bukan aku saja yang mengalaminya, banyak orang, tak terkecuali para pejabat atau pun para pimpinan perusahaan atau bisa saja kamu, walau kau tak menyadarinya. Tapi aku paham dan memaklumi, lalu muncullah pertanyaan siapakah Roro Jonggrang-nya? Siapa?.

Siapakah Roro Jonggrang-nya? Tentunya bukan bosku, bukan managerku, bukan pula para pejabat/para pimpinan tempat mengabdiku, mereka sama sepertiku, mereka semua bandung bondowoso. Lalu Siapakah Roro Jonggrang-nya?, Roro jonggrang adalah pemilik ide “besok jadi” atau “sebentar jadi” seperti mie instan yang tinggal seduh, seperti uang instan yang tinggal ngeprit, dll. Tapi Roro Jonggrang di zaman kekinian sangat berbeda dengan yang ada pada zaman kekunoan, Roro Jonggrang belajar banyak hal dari pendahulunya sehingga dia tak bisa dikutuk menjadi patung, dan bahkan dialah yang kini memegang hak kutukan, untuk mengutuk  para bandung bondowoso, dengan berkata : “aku kutuk kau jadi pengangguran!”

0 Response to "Budaya Bandung Bondowoso dalam Zaman Kekinian"

Posting Komentar